Pertimbangkan Ini Bila Pelanggan Anda Minta Keep Barang

Apabila pelanggan Anda membeli barang untuk dijual kembali, biasanya mereka suka minta barang di-keep (baca: di-kiip). Keep artinya barang tersebut ditahan jangan dijual ke siapa-siapa dulu.

Kemungkinan mereka sendiri beli untuk dijual kembali dan sedang menunggu kepastian dari pelanggan mereka.

Apa yang harus Anda lakukan bila pelanggan Anda minta keep. Padahal risikonya bisa saja dia batal dan parahnya tidak bicara apa-apa. Sementara mungkin saja ada pembeli lain yang sudah siap dengan uang.

arti RECEIVED AT SORTING CENTER

Keputusan Anda untuk menerapkan kebijakan keep tergantung dari situasi Anda. Kalau memang Anda bermodal besar dan memiliki stok yang banyak, silahkan saja.

Akan tetapi bagaimana kalau Anda sendiri adalah pedagang yang tidak punya stok karena modal minim dan Anda menunggu duit masuk, baru belanja. Sementara supplier pun barangnya cepat habis.

Apabila Anda berada di situasi kedua, maka tidak disarankan untuk menerapkan kebijakan keep. Sebab pedagang model Anda harus putar uang cepat. Selain itu apabila terjadi pembatalan, apalagi kalau jumlahnya banyak, maka “kapal bisnis”Anda akan oleng.

Berikut adalah contoh pengalaman dari seorang pedagang, yang kita sebut saja si A.

“Udah beberapa pengalaman keep-keep gitu berakhir bermasalah. Stok saya jadi numpuk banyak, kalau dia tiba-tiba batal. Pernah juga dulu awal-awal saya kirim barang senilai 2.5 juta sudah mau 3 th ini belum lunas juga. Tahun pertama bayar 1 juta. 2 tahun kemudian ga ada kabar.

Pernah juga ada yang keep buanyak sekaliiiih, termasuk mainan. Beli mainannya 130 pcs alias 10 lusin lebih. Berakhir gitu juga, batal. Sekarang stoknya ga bisa keluar-keluar kaya jerawat.

pengalaman-pengalaman ini, saya tidak kasih keep, konsekuensinya ada juga pelanggannya yang ngambek. Akhirnya tidak belanja lagi. Tapi apa boleh buat. Ini seperti buah Simalakama, dimakan salah, tidak dimakan salah. Jadi terpaksa dipilih yang dampak negatifnya paling kecil.”

 

Tinggalkan komentar